Joko-wise

Saat ini, semakin banyak saja orang mengenal sosok Joko Widodo, atau yang akrab disapa Jokowi.

Bukan cuma dikenal. Mantan Walikota Solo ini, yang kini sudah giat berkerja sebagai Gubernur DKI, juga dipercaya sebagai sosok pemimpin yang membawa efek baik bagi perubahan iklim politik di Indonesia, minimal pada pola kepemimpinan di daerah.

Rakyat diberbagai provinsi lain yang akan segera menuju Pilkada dipercaya akan lebih antusias manakala muncul sosok-sosok calon kepala daerah yang “mirip” Jokowi. Bahkan, ada yang percaya bahwa Jokowi Efek bisa saja mewarnai Pilpres 2014. Buktinya, sosok Dahlan Iskan yang semakin akrab dengan rakyat menjadi sosok yang dilirik sebagai bakal calon presiden alternatif, sekalipun belum memiliki kenderaan partai politik pengusung.

Dalam hal-hal tertentu, Aburizal Bakrie atau yang kini lebih akrab disapa ARB, semakin tampil ramah di tengah masyarakat lewat program roadshownya. Cara-cara ARB yang langsung mencari solusi terhadap masalah rakyat langsung dilapangan semakin mengguncang jagad persaingan politik Pilpres. Jokowi Efek yang digandrungi rakyat menjadi semakin menjagad di pentas politik.

Jokowi memang menjadi inspirasi. Rakyatpun senang. Kerinduan rakyat pada sosok yang muncul dengan cara-cara yang disenangi rakyat namun tetap bijaksana, arif, budiman dan tetap kelihatan cerdas hampir semuanya ditemukan pada Jokowi.

Karena itu, sangat wajar manakala hampir semua media menjadikan Jokowi sebagai subjek sekaligus objek pewartaan. Mengikuti komentar-komentar yang tersedia di media online, termasuk yang ada di sosial media bisa dipastikan rakyatpun masih sangat antusias dengan sosok Jokowi.

Mencermati fenomena Jokowi itu maka tidak berlebihan manakala dimunculkan satu istilah baru yakni Jokowise. Istilah ini dimunculkan sebagai sebuah caranya rakyat merekam cara yang dilakukan oleh Jokowi dalam memimpin, termasuk di dalamnya sifat kepemimpinan Jokowi yang dipandang bijak, arif, budiman, dan cerdas.

Sebagai sebuah rekaman, Jokowise tentu tidak untuk mendewakan Jokowi. Sebagai manusia biasa Jokowi bisa saja salah atau khilaf. Sebagai insan politik Jokowi bisa saja terperangkap agenda partainya yang belum tentu disepakati oleh segenap rakyat Indonesia.

Karena itu, Jokowise harus dilihat sebagai cara murah yang bisa dilakukan oleh semua orang untuk menebarkan apa yang sudah dan sedang dilakukan oleh Jokowi dan itu memang mengena di hati rakyat dan cocok dengan kepribadian Indonesia.

Lebih dari itu, Jokowise juga bisa menjadi cara bagi rakyat untuk terus menjaga spirit dari Joko Widodo agar beliau bersedia mewakafkan dirinya menjadi salah seorang suri tauladan dalam memimpin. Bagaimanapun, sudah terlalu lama rakyat Indonesia percaya bahwa Indonesia sedang mengalami krisis kepemimpinan.

Karena itu, menjaga kebajikan kepemimpinan yang sudah diawali oleh Joko Widodo menjadi penting dan mari berdoa agar semakin banyak hadir sosok pemimpin lain yang juga bisa menjadi suri tauladan guna mempercepat perubahan menuju Indonesia Sejati, Indonesia yang sesungguhnya.

Apa saja cara dan sifat yang bisa disebut sebagai Jokowise? Biarlah rakyat yang menilai, memilah, mencatat, merekam, dan pada akhirnya menjadikannya sebagai kumpulan dari apa yang bisa kita sebut sebagai Jokowise.

Saat ini, sangat banyak media sosial yang bisa digunakan oleh rakyat untuk bisa saling menebar catatan, bahkan termasuk melalui ruang komentar yang disediakan oleh media online. Suatu hari nanti pasti akan ada anak bangsa yang akan menghadirkan buku yang berisi kumpulan cara yang dilakukan oleh Jokowi dalam mengatasi masalah, termasuk sifatnya dalam memimpin rakyat.

Untuk sementara biarlah setiap orang bebas merekam masing-masing dan saling berbagi dengan sesama sebagai sebuah cara untuk menguji sisi wisdomnya seorang Jokowi, dan juga sebagai cara rakyat mengawasi langsung pemimpin yang sedang disenanginya, Jokowi.

Lebih jauh, Jokowise bahkan bisa dilihat sebagai salah satu cara rakyat melakukan kritik terhadap elit-elit pemimpin lain yang masih tetap  bertahan dengan gaya elitisnya. Bagi kepala daerah yang masih senang dengan gaya yang tidak disenangi rakyat siapa tahu bisa terketuk hatinya dengan jokowise.

Sesungguhnya, kemunculan Jokowi, adalah sebuah pertanda politik bahwa perubahan sedang dipimpin langsung oleh rakyat. Rakyat, dengan cara yang unik, sedang mendikte arah perubahan, dan siapa saja yang tidak segera berpihak pada arah perubahan yang diinginkan oleh rakyat maka pada akhirnya akan “tergilas” oleh zaman yang terus berubah.

Jokowi memang kader PDI-P, tapi dari baju putih kegemaran Jokowi, seakan menjadi simbol bahwa Jokowi sudah masuk ke dalam jajaran “Parte Rakyat Seluruh Indonesia,” yang boleh disingkat Paras Indonesia.

 *Risman A Rachman adalah Pembina Generasi Kuneng Aceh (GenKAceh), komunitas kaum muda pro perubahan berbasis musik dan aktivitas sosial di Aceh. 

Tinggalkan komentar